Matangglumpangdua, Kamis (22/03) Kuliah Umum dan penandatanganan kerjasama penelitian antara Kementrian Luar Negeri RI (Kemlu RI) dengan Universitas Almuslim (Umuslim) dan Universitas Malikussaleh (Unimal) berlangsung di Gedung Aula Academic Center Ampoen Chiek Peusangan, Matangglumpangdua Bireuen.
Dr. Siswo Pramono, SH., LLM sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (BPPK Kemlu RI), bertindak sebagai wakil dari Kemlu RI untuk penandatanganan kerjasama penelitian dengan Umuslim dan Unimal. Pihak Umuslim diwakili oleh Rektor Dr. H. amiruddin Idris, SE., M.Si , dan dari Unimal oleh Rektor Prof. Dr. Afridar, SE., M.Si.
Dr. Siswo memberikan kuliah umum dengan tema; “Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia”, yang dihadiri oleh jajaran Rektorat, Ka. Biro, Kabag, Dekan serta mahasiswa. Peserta didominasi oleh mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Umuslim, serta peserta dari Prodi dan Fakultas lain di lingkup Umuslim. Tampak juga hadir kedua peneliti yang dilibatkan Kemlu RI yaitu Teuku Cut Mahmud Aziz, S.Fil., MA (Umuslim) dan Ichsan , Ph.D (Unimal).
Tim Kemlu menghadirkan Ernawati, SIP., M.SA., MDIP Consellor Deputy Director for Policy Analysis and Development on South and Central Asia Region Policy Analysis and Development Agency Kemlu RI. Eko Hartono, Sekretaris BPPK Kemlu RI, Aan Abaniyah Staf BPPK Kemlu RI.
Dalam acara tersebut terjadi juga penandatanganan MOU antara Umuslim, Unimal, STIH Kebangsaan, dan STMIK Bina Bangsa secara timbal balik. Amri, S.ST., MT sebagai Ketua STMIK Bina Bangsa serta Dr. Faisal, S.Ag., SH., M.Hum dari STIH Kebangsaan.
“Ini merupakan kehormatan bagi kami karena dalam kerjasama penelitian yang dilakukan Kemlu RI melibatkan Umuslim dan Unimal, sehingga kedua Universitas ini dapat bersinergi dalam membangun dunia pendidikan yang lebih baik di masa mendatang”, ungkap Rektor Umuslim Dr. H. Amiruddin Idris, SE., M.Si.
“Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta bukan menjadi saingan dan ancaman bagi keduanya, di era sekarang semua kemajuan dapat tercermin dari akreditasi yang diperoleh sehingga keduanya dapat bersaing secara sehat demi membangun peradaban yang lebih baik ke masa-masa yang akan datang”, ungkap Rektor Unimal Prof. Dr. Afridar, SE., M.Si.
“Aceh menjadi tolok ukur bukan saja bagi nasional akan tetapi dunia internasional, karena pasca konflik dan musibah tsunami dapat bangkit dan membentuk tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kesepakatan damai dengan cara-cara yang bermartabat. Untuk mahasiswa Hubungan Internasional kami dapat menjembatani agar ke depannya dapat melakukan magang di Kemlu RI, dan dapat memperoleh referensi yang ada pada kami untuk menyelesaikan skripsinya ke depan”, jelas Dr. Siswo. (PIP Umuslim)